Astrochelys Rogerbouri, Spesies Baru Kura-kura 'Rakus' Madagaskar

Astrochelys Rogerbouri, Spesies Baru Kura-kura 'Rakus' Madagaskar

Pakar menemukan spesies kura-kura raksasa baru yang dijuluki 'mamutnya Madagaskar' karena punya nafsu makan yang luar biasa. Spesies itu terungkap ketika para peneliti sedang mempelajari silsilah kura-kura raksasa yang hidup di Madagaskar dan Samudra Hindia sebelah barat. Hasil penelitian para pakar pun telah dipublikasikan 11 Januari lalu di jurnal Science Advances.

Spesies yang kemudian dinamakan Astrochelys rogerbouri ini ditemukan lewat analisa inti DNA dan mitkondria dari sebuah tulang kaki bagian bawah (tibia) milik kura-kura yang telah punah. Nama spesies kura-kura tersebut diberikan untuk menghormati mendiang Roger Bour (1947-2020), seorang ahli herpetologi Prancis dan pakar kura-kura raksasa Samudra Hindia bagian barat.

Kura-kura raksasa Astrochelys sendiri memiliki cangkang dengan panjang hingga 52 sentimeter. Berdasarkan spesimen yang didapat, para pakar memperkirakan kura-kura Astrochelys berasal dari 1000 tahun yang lalu, meski tidak diketahui kapan pastinya kura-kura tersebut punah. "Ketika kami mendapatkan teknologi yang lebih baik dan lebih baik lagi, kami dapat menyediakan berbagai jenis data yang sering mengubah perspektif kami," kata rekan penulis studi Karen Samonds yang juga profesor di Departemen Ilmu Biologi di Northern Illinois University, seperti dikutip LiveScience.

"Sangat menyenangkan menemukan anggota baru kelompok ini," imbuhnya. Kura-kura raksasa ini memenuhi pulau vulkanik dengan terumbuh karang di Samudra Hindia bagian barat pada zaman dahulu. Mereka bisa memiliki berat hingga 272 kilogram dan sangat berpengaruh terhadap ekosistem karena nafsu makan besar bak mammoth alias gajah purba.

Saat ini, ada 100 ribu kura-kura besar yang masih hidup di daerah Aldabra, wilayah karang di barat laut Madagaskar. Hewan bercangkang itu mengonsumsi 11,8 juta kg tanaman setiap tahun. Sayangnya, sebagian besar spesies asli daerah itu sekarang telah punah karena aktivitas manusia. Kini ahli paleontologi masih berjuang untuk mengumpulkan catatan tentang kura-kura raksasa dari masa lampau ini.

Para peneliti menyebut analisis DNA kura-kura raksasa Astrochelys ini memberikan jalan untuk mendalami kehidupan pulau prasejarah. "Jika kita ingin tahu seperti apa ekosistem pulau ini pada awalnya, kita perlu memasukkan kura-kura raksasa - anggota ekosistem yang besar dan punah yang mengambil peran yang sering ditempati oleh mamalia besar herbivora," kata Samonds. "Dan untuk memahami peran kunci yang mereka mainkan, kita perlu memahami berapa banyak kura-kura, di mana mereka tinggal, dan bagaimana mereka sampai di sana," lanjutnya.

Pada saat para penjelajah mulai mengumpulkan fosil kura-kura raksasa pada abad ke-17, populasi kura-kura raksasa asli Madagaskar telah lama menghilang. Kemudian, pelaut Eropa memanen kura-kura untuk makanan dan "minyak kura-kura", yang membuat semua kura-kura hilang pada abad ke-19, kecuali kura-kura Aldabra.

 

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230118120400-199-901937/astrochelys-rogerbouri-spesies-baru-kura-kura-rakus-madagaskar