Prasasti Batu Kura-Kura, Bukti Kedudukan Raja Adityawarman

Prasasti Batu Kura-Kura, Bukti Kedudukan Raja Adityawarman

Prasasti Batu Kura-Kura adalah prasasti tertua dari keseluruhan Prasasti Adityawarman. Pada batu ini tergambar sebuah kura-kura yang dilukis dengan kepala di bawah, badan segi 6, lingkaran di tengah badan, dan ekor di atas disertai dua garis lengkung mengapit ekor. Pada batu kura-kura bertuliskan angka 1261 Saka atau 1339 M.

Isi
Isi Prasasti Batu Kura-Kura dapat dilihat dari penafsiran dua garis lengkung di dekat gambar ekor. Dua garis itu diartikan sebagai sebuah gerakan atau berenang, yang berarti Raja Adityawarman, pemimpin Kerajaan Melayu sedang menyeberang dari Sumatera ke Jawa pada 1339 M. Lalu, pada 1343, diperkirakan Adityawarman sudah sampai di Pulau Jawa, yang dibuktikan dengan tulisan yang tertera pada Prasasti Adityawarman.

Prasasti Adityawarman ini dipahatkan pada Arca Manjusri di Candi Jago, Jawa Timur, yang berangka tahun 1343. Bagi masyarakat Lima Kaum di Sumatera Barat, fungsi mitos Batu Kura-Kura membahas mengenai masalah peranan yang tidak terlepas dari status atau kedudukan sosok Adityawarman. Adityawarman digambarkan sebagai seorang pemimpin yang cakap, negosiator andal. Selain memimpin Kerajaan Melayu, Adityawarman juga berjasa dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Sebab, Adityawarman sempat diangkat sebagai Duta Besar Majapahit untuk Tiongkok sebanyak dua kali, yakni pada 1325 dan 1332.


Sumber:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/03/200000879/prasasti-batu-kura-kura-bukti-kedudukan-raja-adityawarman